Membeli tas ini sebetulnya tanpa direncanakan. Ketika kami bertiga ke Bekasi Trade Centre dan harus naik ke lantai dua, AlmiRa 'kesenangan' naik eskalator. Berkali-kali minta bolak-balik. Maklum...jarang sekali kami mengajaknya ke mall sehingga melihat barang baru itu dia merasa sangat bahagia. Tapi emaknya yang kelelahan. Hampir 1 jam kami bergantian dengan papanya bolak-balik, turun naik eskalator. Di perhentian terakhir (titik kelelahan), saya melihat ada tas barbie lucu. Langsung saya menawarkan, "AlmiRa, tas ini bagus lho buat ngisi mainan trus didorong atau ditarik," sambil memperagakan. Rupanya dia tertarik dan langsung lupa dengan eskalator. Setelah bayar, kami pulang. Setibanya di rumah, dia langsung bermain dengan tas barunya. Semua mainannya dimasukkan ke tas, bahkan sepatu-sepatunya dimasukkan pula.
"Hendaklah kamu seia sekata, seperasaan, saling mengasihi, menyayangi, dan rendah hati."
(I Petrus 3 : 8)
(I Petrus 3 : 8)
Jumat, 06 Agustus 2010
TaMan AlmiRa...
AlmiRa sekarang punya hobi baru yaitu menyiram tanaman. Dia sangat kegirangan jika melihat papanya atau kakak Ei mulai menarik slang air dan menyemprot tanaman. Dia pasti merengek minta ikutan menyemprot. Tanaman pun subur dan tetap hijau karena rajin disiram. Setiap akhir bulan AlmiRa menunggu tukang tanaman untuk membeli tanaman beserta pot. Apalagi jika dia mendapat uang dari om, tante, atau saudara, pasti langsung menunggu tukang tanaman. Rupanya dia suka dengan tanaman. Setiap sore bermain di taman sambil mengelus daun karena mama mengajarkan kata-kata, "SAYANG TANAMAN"...
Jumat, 14 Mei 2010
KaMi Ata Ma'u
Sebagai orang pesisir alias ata ma'u, kami berdua AlmiRa punya baju seperti kebanyakan ibu-ibu di daerah Nangaroro, Maunori, dan lainnya. Baju AlmiRa ini dari kain sisa baju saya. Sedangkan rok AlmiRa itu sebetulnya sisa kain orang lain yang saya temukan di tempat sisa-sisa bahan milik penjahit langganan saya. Ternyata ada orang Ende yang pernah menjahitkan baju di tempat yang sama. Kain sisa itu langsung saya jahitkan rok untuk AlmiRa. Sejarahnya pun panjang... Awalnya dijahit untuk Colin ToWa (anak Ibu FloRa Nago). Tapi mungkin tidak berjodoh, kami tidak pernah bertemu untuk bisa memberi hasil jahitan itu. Kemudian pindah ke Claudia SaMur (anak Ibu Lily Mantur -temanku). Sempat dibawa ke Tangerang, tapi kemudian dikirim kembali setelah tidak muat lagi dengan Claudia. Akhirnya jadi milik AlmiRa.
Jumat, 23 April 2010
AlmiRa dan CreSpo ...
Sebelum AlmiRa bermain bersama teman-teman barunya, AlmiRa beberapa minggu ditemani sepupunya CRESPO. Sekarang kakak Crespo sudah pulang ke Flores karena mamanya lulus PNS menjadi perawat di sana. AlmiRa cukup merasa kehilangan, sampai demam selama dua hari. Kakak Crespo selalu menyanyikan lagu, "Suster AlmiRa...Suster AlmiRa..."
AlmiRa Belajar Menulis ...
Melihat papanya mengoreksi ulangan, AlmiRa juga ikutan sibuk dengan buku hariannya. Ini buku catatan sejak AlmiRa usia 3 bulan bersama Omanya di rumah. Semua kejadian dicatat oleh Oma, kemudian diteruskan oleh tante Bella yang menjaga AlmiRa. Sekarang AlmiRa ingin menulis sendiri. Karena sengaja diletakkan di rak yang dapat dijangkau, dia selalu mengambil untuk belajar menulis. Sepertinya punya bakat menulis ...
Dokter AlmiRa VisCa ...
Masuk usia 18 bulan saya belikan AlmiRa mainan masak-masakan. Lumayan bertahan lama karena dia suka dengan mainan itu, terutama cerek air yang bentuknya sama dengan cerek air buat mandinya setiap hari.
Masuk 21 bulan saya belikan mainan dokter-dokteran. Ini sangat menarik perhatiannya. Setelah saya ajarkan cara memakai stetoskop, setiap hari AlmiRa menunggu pasien untuk diperiksa. Papa dan mama pulang kerja, AlmiRa mulai beraksi memeriksa. Yang sering menjadi pasiennya adalah papa.
Kamis, 22 April 2010
MaRi MembaCa ...
Sejak usia 4 bulan AlmiRa sudah mulai menyukai gambar-gambar. Saya memperkenalkan buku dongeng bergambar dan kertas-kertas. Usia bertambah, AlmiRa mulai membuka-buka majalah, membolak-balik koran atau buku cerita. Sekarang malah mau belajar menulis. Melihat kertas dan alat tulis pasti langsung merengek minta. Setiap Sabtu dan Minggu ikut membaca koran dengan papanya. Sepertinya AlmiRa lebih berminat pada bacaan daripada mainan. Ayo Nak, mari kita baca yuk ... !
TeMan-teMan AlmiRa ...
Kakak SARAH, yang paling tua, usia 5 tahun dan sudah TK. Badannya bongsor...pipinya tembem... Tetangga rumah paling ujung. Kakak Sarah dari Sangir Talaud.
Kakak NADYA, usia 4 tahun. Rambutnya kruil-kruil...senyumnya manis. Setiap hari merindukan AlmiRa dan ingin selalu dekat dengan AlmiRa. Sepulang sekolah pasti langsung mencari AlmiRa. Rumahnya persis di sebelah rumah AlmiRa.
Kakak BRYAN, usia 3 tahun, adiknya Nadya. Ini lelaki ganteng sendiri. Sayang sekali pada AlmiRa. Mau makan harus bersama AlmiRa. Bicara belum jelas tetapi murah senyum. Kalau tertawa pasti kelihatan giginya yang ompong. Setiap hari mereka bermain bersama dan base camp-nya di rumah AlmiRa. Mulai dari taman, teras, ruang tengah, sampai halaman belakang menjadi wilayah mereka. Bermain dengan gembira dan damai. Indahnya dunia anak-anak...
Selasa, 20 April 2010
InteRior : WaRna dan EmoSi Anak
Warna dan anak adalah dua elemen yang tak terpisahkan. Dari bayi, anak sudah mengenal warna. Terbukti, mereka lebih menyukai mainan berwarna primer seperti merah, biru, dan kuning ketimbang yang berwarna pastel.
Beberapa ahli psikologi seperti Hemphill di tahun 1996, Lang di tahun 1993, dan Mahnke di tahun 1996, telah melakukan penelitian mengenai warna dan hubungannya dengan emosi anak. Hasilnya, mereka mengakui memang ada hubungan antara warna dengan emosi anak, walaupun ada beberapa hal yang masih meragukan.
Keraguan mereka didasarkan pada kultur manusia yang berbeda tentang suatu warna. Di Amerika contohnya, warna merah dinilai membangkitkan semangat atau agresivitas. Sementara di China, merah itu menyimbolkan perayaan dan keberuntungan, serta menimbulkan efek menenangkan. Namun demikian, terdapat efek universal yang terjadi di seluruh dunia akibat penggunaan warna.
Beberapa ahli psikologi seperti Hemphill di tahun 1996, Lang di tahun 1993, dan Mahnke di tahun 1996, telah melakukan penelitian mengenai warna dan hubungannya dengan emosi anak. Hasilnya, mereka mengakui memang ada hubungan antara warna dengan emosi anak, walaupun ada beberapa hal yang masih meragukan.
Keraguan mereka didasarkan pada kultur manusia yang berbeda tentang suatu warna. Di Amerika contohnya, warna merah dinilai membangkitkan semangat atau agresivitas. Sementara di China, merah itu menyimbolkan perayaan dan keberuntungan, serta menimbulkan efek menenangkan. Namun demikian, terdapat efek universal yang terjadi di seluruh dunia akibat penggunaan warna.
Warna & Interior
Menurut desainer interior Anies Alkuratu, warna adalah senyawa dari interior. Kaitannya cukup erat dengan emosi anak. Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam memilih warna untuk anak, terutama pada ruang-ruang yang sering ditempati anak seperti ruang tidur, kamar mandi, ruang bermain, dan ruang belajar. Ruang-ruang lain seperti ruang tamu, ruang makan, dan ruang keluarga tak memberi pengaruh cukup besar pada anak.
Warna-warna yang lebih disarankan adalah warna-warna cerah yang dapat dioptimalkan untuk merangsang kreativitas, memberi semangat, memengaruhi rasa estetika, memperkuat daya imajinasi, dan memperkuat rangsangan motorik. Selain itu, anak pun memiliki reaksi positif terhadap warna cerah, seperti pink, biru, maupun merah. Reaksi negatif pun akan diberikan pada warna-warna gelap seperti coklat, hitam, serta abu-abu.
Efek Universal Warna
Merah: dinamis, bersemangat, menstimulasi, aktif, kuat, hangat, agresif. Bila terlalu banyak, warna ini dapat menimbulkan kemarahan, tekanan, ketidaksabaran, intimidasi, dendam, dan suasana ribut. Sebaiknya, jangan digunakan untuk kamar bayi (di bawah 1 tahun).
Kuning: warna yang susah ditangkap mata, ceria, hangat, dan berenergi. Warna ini tidak cocok digunakan di kamar tidur anak, terutama untuk kuning yang terlalu terang, karena bisa menyebabkan silau dan sulit untuk beristirahat.
Biru: warna yang paling nyaman untuk mata, menenangkan, aman, menerima, sabar. Terlalu banyak warna biru dapat menyebabkan rasa dingin dan membuat anak jadi pasif. Jika ingin menggunakan warna biru, pilih yang warnanya tidak terlalu pucat sehingga tak terkesan dingin.
Hijau: rileks, sepi, natural, menenangkan dan terkesan malu-malu. Terlalu banyak hijau, akan membuat anak menjadi malas, sehingga untuk menetralisir dapat dikombinasikan dengan merah atau oranye.
Oranye: percaya diri, ramah, penuh keceriaan. Warna oranye di kamar bisa membuat anak selalu terjaga, sehingga harus dikombinasikan dengan warna lain. Jika terlalu banyak oranye, bisa membuat ruangan terasa gelap, sehingga memerlukan banyak cahaya yang masuk.
Ungu: bisa meningkatkan imajinasi anak dan kreativitas. Tapi terlalu banyak ungu juga bisa membuat mood anak terganggu dan menyebabkan anak terlalu ingin berkuasa.
Lilac: terkesan spiritual. Jangan gunakan lilac di kamar anak laki-laki karena bisa membangkitkan sifat feminin. Agar tak terasa hambar, padukan dengan warna hitam atau perak. (http://www.tabloidrumah.com)
Senin, 19 April 2010
KaMar Kami ...
Lemari di sudut ini tempat meletakkan patung Keluarga Kudus dan patung Bunda Maria. Keluarga kami ingin meneladani Keluarga Kudus sehingga menjadi devosi khusus keluarga kami selain kepada Bunda Maria.
Kamar bernuansa hijau yang sejuk dan nyaman, tempat kami bertiga melepas rindu... dan beristirahat... karena AlmiRa masih bobo bersama papa dan mama ...
DaPur Kami ...
Ini bikinan Mama Almira
Karena hobi memasak, maka tempat yang paling disukai adalah dapur. Dapur kami rancang bersatu dengan ruang makan. Oleh karena itu kebersihannya selalu diperhatikan. Memasak bisa sambil menonton televisi. AlmiRa juga suka main masak-masakan menemani mamanya. Jika ada pekerjaan yang belum selesai, papa akan menemani kami di meja makan.
Ruang Keluarga Kami ...
Hiasan kayu ini kami beli di Ciater, kenangan saat ziarek lingkungan Konradus 8 pada bulan Oktober ke Lembah Karmel Lembang. Bentuk yang unik dan artistik ini menghiasi ruang keluarga sebagai tempat meletakkan speaker aktif dan pernik lainnya, mendampingi rak TV. Kami tambahkan seperangkat kursi rotan dari Cirebon untuk bersantai menonton TV.
Kisi-kisi Rumah Kami ...
Kisi-kisi yang ada di rumah kami bentuknya kotak-kotak. Untuk menambah keindahan, kami meletakkan hiasan berupa botol-botol minuman luar negeri untuk di kamar yang biasa dipakai tamu laki-laki dan boneka-boneka di kamar yang biasa dipakai tamu perempuan. Sedangkan kisi-kisi di atas pintu kamar mandi dan pintu dua kamar yang berhadapan, kami tambahkan poni berpita warna hijau sebagai pemanisnya.
Jumat, 16 April 2010
Manggaku Sayang ...
Tahun 2003 kami menanam pohon mangga yang dibeli dari tukang bunga. Dua tahun kemudian kami sudah bisa memanen hasilnya. Buahnya lebat dan besar-besar pula. Rasanya pun manis dan empuk. Sayang...kami harus rela melepaskannya untuk orang yang membeli rumah lama kami. Sekarang buahnya sedang mengkal-mengkalnya. Kami masih bisa memandang dari balik tembok pembatas rumah. Manggaku sayang...sekarang kau bukan milik kami lagi. Masihkah kami mencicipi buahmu ? Tunggu tawaran pemilik barunya.
TaMan Bermain ...
Taman depan rumah kami tanami rumput gajah mini dan tanaman hias lainnya. Sekarang menjadi tempat bermain AlmiRa dan para penggemarnya : Nadya, Bryan, dan Sarah. Setiap sore mereka bertemu di depan rumah, bermain dan berlompat-lompat, meramaikan suasana rumah kami. AlmiRa senang dengan suasana ramai dan berkumpul dengan teman-temannya.
Ruang Makan Etnik ....
Di ruang makan, meja makan kami hiasi dengan ulos Batak. Di meja makan juga kami letakkan tudung saji rotan dari Cirebon.
Lemari rak piring kami hiasan dengan beberapa botol minuman luar negeri. Tevelisi kecil sengaja disiapkan bila ada acara sepak bola, para penggemar sinetron dan lainnya masih bisa menyaksikan di ruang makan. Kesannya jadi kayak rumah makan Padang ya. Kurang kipas angin yang berputar-putar....hahahaha...
Lemari Multiguna ...
Masih di ruang keluarga kami letakkan sebuah lemari yang rak paling atas dihiasi boneka dan pernik lainnya, rak kedua koleksi majalah, rak ketiga koleksi buku, dan rak terakhir adalah tempat mainan AlmiRa. Sengaja paling bawah agar mudah baginya mengambil 'barang-barang berharganya' itu.
Lemari ini letaknya di dekat pintu kamar utama yang ditutupi tenunan dari Kefa (Timor) dan pintu dapur yang ditutupi dengan tenunan dari Sumba.
TemBok Bercerita...
Di tembok ruang tamu kami hiasi dengan foto-foto keluarga, mulai dari pasangan opa dan oma lalu kami bertiga dengan gaya masing-masing dan terutama gaya AlmiRa mulai dari merangkak, duduk, berdiri. Selain itu foto masa-masa bayi AlmiRa ketika berumur 1 hari, 3 bulan, 6 bulan. Juga foto keluarga besar kami ...
Gorden Etnik...
Rumah kami dihiasi dengan kekhasan etnik Indonesia. Mulai dari gorden jendela ruang tamu, kami memperkenalkan tenunan Timor dan Flores (Nagekeo). Kisi-kisi di atas jendela kami letakkan patung-patung kayu pasangan Bali, Jawa Tengah, juga boneka bambu oleh-oleh dari Hongkong sambil menunggu patung kayu pasangan dari Yogyakarta yang belum dibeli-beli (belum libur ke Yogya). Selain itu ada hiasan tenunan Mbay dalam bentuk dasi yang digantung di dinding. Di sudut ruang tamu ada meja bunga kering yang dialasi tenunan Ngada. Batu putih dalam vas itu diambil dari pantai Lombok.
Langganan:
Postingan (Atom)