Sebagai orang pesisir alias ata ma'u, kami berdua AlmiRa punya baju seperti kebanyakan ibu-ibu di daerah Nangaroro, Maunori, dan lainnya. Baju AlmiRa ini dari kain sisa baju saya. Sedangkan rok AlmiRa itu sebetulnya sisa kain orang lain yang saya temukan di tempat sisa-sisa bahan milik penjahit langganan saya. Ternyata ada orang Ende yang pernah menjahitkan baju di tempat yang sama. Kain sisa itu langsung saya jahitkan rok untuk AlmiRa. Sejarahnya pun panjang... Awalnya dijahit untuk Colin ToWa (anak Ibu FloRa Nago). Tapi mungkin tidak berjodoh, kami tidak pernah bertemu untuk bisa memberi hasil jahitan itu. Kemudian pindah ke Claudia SaMur (anak Ibu Lily Mantur -temanku). Sempat dibawa ke Tangerang, tapi kemudian dikirim kembali setelah tidak muat lagi dengan Claudia. Akhirnya jadi milik AlmiRa.